Ketika misi Apollo 11 mendarat di bulan pada 1969, sambutan meriah dari seantero dunia membahana. Misi itu seolah menjadi sebuah tonggak bersejarah, titik dimana manusia akan menjelajahi alam semesta, seperti yang mereka impi-impikan di dalam buku fiksi maupun non-fiksi. Namun, puluhan tahun kemudian, kita tidak hanya meninggalkan misi ke bulan, akan tetapi juga meninggalkan misi pengiriman manusia ke tempat lain yang lebih jauh dari orbit bumi.
Keputusan mendadak itu membuat para skeptik mulai berfikiran bahwa pendaratan di bulan adalah sebuah hoax semata. Mereka dibuat sengaja untuk mengelabuhi publik dan pihak lawan, yang kala itu adalah blok timur, untuk mengakui superioritas jelajah angkasa luar sekutu. Tapi tentu saja teori ini hanyalah sebatas kata-kata. Bukti penjelajahan misi di bulan sangatlah banyak, dan memang misi itu bukanlah sebuah hal yang mustahil di kala itu. Lalu mengapa, kita tidak lagi mengirim manusia ke bulan?
Pengiriman manusia ke bulan sangatlah berbahaya dan memakan banyak biaya. Jika tidak ada counterpart dari Soviet, barangkali Amerika Serikat tidak akan pernah mengirimkan Apollo ke sana. Lebih untung mengirimkan satelit-satelit ke seantero orbit bumi dan menggunakannya untuk kepentingan komunikasi dan militer.
Boleh dikata, penjelajahan luar angkasa ke bulan adalah proyek gagah-gagahan. Siapa paling cepat untuk mengirimkan misi ke bulan, maka ia adalah pemenang. Amerika Serikat telah kalah cepat untuk mengirimkan orang ke luar angkasa untuk pertama kalinya. Yuri Gargarin pada tahun 1961 telah tercatat sebagai manusia pertama yang berhasil melewati orbital bumi. Amerika tentu tidak mau lagi kalah pada pertandingan yang lainnya. Karena prestise blok barat dipertaruhkan di sana.
Mungkin muncul juga pertanyaan, mengapa tidak ada perusahaan swasta yang berusaha mengirimkan misi ke bulan?
Pada waktu penjelajahan benua baru, perusahaan-perusahaan swasta sepert EIC (East India Company) atau VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) memainkan perang begitu penting. Boleh dikata, merekalah yang melakukan tugas kolonisasi wilayah-wilayah baru untuk Inggris dan Belanda. Namun mengapa kita tidak melihat itu sekarang ini? Mengapa Space-X misalnya, tidak mengirimkan misi manusia ke bulan dan mengkolonisasi satelit itu?
Perusahaan swasta membutuhkan keuntungan untuk berjalan, ia mempunyai investor yang tentu akan mempertanyakan kemana uang nilai investasi yang telah ia berikan. Apakah dana itu akan memberinya keuntungan, atau justru ia menjadi rugi. Setiap tahun mereka akan mempertanyakan bagaimana kinerja dari perusahaan. Tidak ada charity di sebuah perusahaan yang tanpa menghasilkan keuntungan.
Penjelajahan ke bulan atau ke mars mempunyai resiko yang tinggi. Dan tidak semua perusahaan mampu untuk membendung resiko tersebut. Jadi, penjelajahan luar angkasa memang membutuhkan andil sebuah negara. Tidak bisa tidak, dan organisasi seperti NASA atau ESA sangatlah penting di sini. Baru di kemudian hari, jika diketemukan mineral langka di Mars atau Bulan, swasta mungkin akan mulai bergerak. Namun nilai investasi dan keuntungan memang harus benar-benar diperhitungkan di sini.
Sekarang ini terdapat berbagai penelitian terpisah yang memungkinkan penjelajahan angkasa luar suatu saat akan lebih aman dan murah. Space-X misalnya membuat modular roket yang re-usable. Beberapa ilmuwan dari berbagai universitas juga sedang mengadakan simulasi kehidupan di Mars selama berbulan-bulan di pegunungan Chile. Selain itu, pembangunan stasiun luar angkasa permanen juga sedang digodhok oleh berbagai pemerintahan negara maju dunia.
Lagipula, pengiriman misi manusia ke angkasa luar bukanlah satu-satunya tolok ukur keberhasilan dunia astronomi. Teleskop angkasa Kepler misalnya memakan lebih dari 550 juta dollar. Dan dengan itu, para astronom sekarang mampu mengindentifikasi ribuan planet yang berada di tata surya paling dekat dengan bumi. Ini tentu saja sebuah pencapaian yang luar biasa.
Pengembangan astronomi lain melalui banyak teleskop baik di darat maupun di angkasa telah meningkatkan banyak pengertian kita tentang kosmos. Dan barangkali ini lebih berharga daripada sebuah perjalanan sejenak di permukaan bulan. Kita mampu mengetahui tentang black hole dan mengapa ia mampu terbentuk. Pemahaman tentang pembentukan alam semesta dan perkembangannya juga terus diperdalam melalui Cosmic Microwave Background Radiation (CMB) yang datanya diperoleh dari WMAP. Dan masih banyak lagi penemuan yang tidak kalah pentingnya daripada eksplorasi secara fisik ke planet-planet terdekat.