Imperator Rome adalah salah satu game terbaru produksi Paradox Interactive. Game ini mempunyai basis yang kurang lebih sama dengan Europa Universalis, Victoria, Crusader King, dan Hearts of Iron. Artinya, game ini mempunyai dasar sebagai game Grand Strategy dimana pemain memainkan karakter dalam level negara.
Antusiasme komunitas gamers terutama gamers strategi sangat tinggi ketika pengumuman diluncurkan. Secara kasat mata, game ini mempunyai kedekatan dengan Europa Universalis, hanya dengan skala yang lebih besar, serta mengambil interaksi karakter dari Crusader Kings. Paradox mencoba menggabungkan beberapa aspek istimewa dari game-game yang pernah mereka release.
Hanya saja, dalam beberapa waktu setelah release, rating game ini merosot tajam. Game yang digadang akan menjadi semacam refreshment bagi penggemar game strategi ini ternyata mendapatkan rating yang jauh dari harapan. Imperator Rome hanya mendapatkan nilai 5 dari 10, meskipun di metacritic dan IGN masing-masing mendapatkan rating 79% dan 8/10.
Mengapa Imperator Rome bisa jatuh di steam?
Sebelum membahas cons, mari kita sedikit membahas pro dari game ini. Imperator Rome ingin melanjutkan seri Europa Universalis dan Hearts of Iron dalam konteks game strategi. Paradox sendiri sempat mengeluarkan seri sempalan Europa Universalis: Rome di tahun 2008 dengan review cukup mix. Namun dengan pertimbangan tertentu, Paradox memutuskan untuk menciptakan brand sendiri terlepas dari EU dengan menciptakan seri Imperator.
Secara gameplay, Imperator Rome tidak membawa banyak perubahan mendasar dari pendahulunya. Namun dengan beberapa improvement. Salah satunya dari sisi grafik. Grafik Imperator Rome sangatlah massive dibandingkan dengan pendahulunya. Dalam versi vanilla saja, terdapat ribuan provinsi dan ratusan negara yang dapat dimainkan. Grafik nya pun cukup indah dan detail. Jauh lebih baik dari EU, HOI, dan Crusader Kings.
Gameplay Imperator Rome memang cenderung statis, namun saya rasa ini justru nilai lebih bagi para penggemar game Paradox sebelumnya. Pengalaman pribadi, saya dapat memainkannya game ini dengan cukup baik hanya dengan beberapa menit penyesuaian. Dan walaupun game ini mudah untuk dimainkan, bukan berarti mudah untuk dikuasai. Ingat ratusan negara yang saya sebutkan di atas. Tiap negara mempunyai tantangan tersendiri, Rome misalnya yang sebagai negara land based akan sangat berbeda dengan Carthage. Macedon akan sangat berdeda dengan Schytia dan seterusnya. Memang lama kelamaan, ada pola berulang tertentu yang bisa dikuasai di beberapa tipe negara.
Manajemen manusia di Imperator Rome juga jauh lebih baik dibandingkan dengan EU4 maupun HOI4. Ada unsur yang dibawa Crusader Kings di sini. Dimana garis keturunan cukup diperhitungkan, tidak hanya dalam dinasti keluarga kerajaan, namun juga keturunan-keturunan kepala suku, jendral, atau keluarga-keluarga penting yang ada di dalam sebuah negara. Jika keturunan tertentu yang memiliki power cukup besar dan loyalitasnya tidak dijaga. Maka kemungkinan besar keluarga itu akan memberontak dan membentuk dinasti baru. Hal ini yang mungkin tidak akan kita temui di EUIV.
Faktanya, negara besar di Imperator Rome jauh lebih mudah terpecah dibandingkan dengan EUIV. Jika anda bermain EUIV, rasanya jarang sebuah negara besar akan terpecah belah jika ia tidak menggunakan mekanisme tertentu. Dengan statisnya negara-negara itu, maka negara baru akan jarang sekali terbentuk. Misalnya saja, ketika memainkan EUIV, saya pernah memasuki tahun 1700an dan negara-negara seperti Timurid, Qara Konyulu, dan Mamluk masih mampu bertahan sedangkan negara-negara seperti Persia, Ottoman, dan Mughal tidak mampu terbentuk atau jika terbentuk akan sangat terbatas.
Lalu jika melihat banyak sisi positif diatas, mengapa Imperator Rome mempunyai review yang cukup negatif. Terutama di minggu-minggu awal dari peluncurannya. Berikut kita bahas menggenai cons.
Cons:
Mungkin tadi saya sudah menyebutkan bahwa salah satu hal yang menurutku kurang pas diterapkan di game ini adalah sistem mekanisme Omen. Mekenisme Omen ini berkisar di seputar agama, dimana ketika kita mempunyai cukup “mana” (mekanisme mana akan saya jelaskan di bawah) religion, maka kita bisa memilih omen tertentu untuk boosting level negara yang kita mainkan. Mulai dari population growth, mengurangi revolt, atau menambah disiplin pasukan.
Mekanisme Omen sendiri sebenarnya bukanlah mekanisme baru di game paradox. EU4 misalnya, beberapa agama mempunyai bonus tersendiri. Sunni misalnya, mendapatkan bonus +10% cavalry ratio dan 100% chance heir. Namun di EU4 bonus tersebut melekat secara permanen, selama kita tidak mengganti agama resmi negara/kerajaan. Namun di Imperator Rome berbeda, bonus dari agama bisa berganti-ganti dalam waktu tertentu sesuai kebutuhan. Asalkan kita mempunyai mana point yang mencukupi.
Mengapa mekanisme Omen ini menurutku tidak pas di game strategi seperti Imperator Rome?
Mekanisme Omen di Imperator Rome akan membuat game terasa lebih game. Ini sedikit bertentangan dengan standar game produksi Paradox yang lain. Biasanya, game paradox akan terasa “historik”. Kita benar-benar merasa menjadi orang yang hidup di jaman itu, negara di jaman itu, atau siatuasi pada waktu sejarah tertentu. Mekanisme game seperti penambahan status tertentu, bahkan yg bersifat permanen memang ada. Misal jika di EU IV dan bermain sebagai Ottoman, maka anda akan mendapatkan bonus disiplin tentara. Tapi itu mekanisme itu berlangsung secara permanen, atau random. Tidak dipilih berdasarkan kebutuhan pada periode waktu tertentu. Di dunia nyata pun, kita mempunyai bonus2 seperti itu, misal negara dengan negara dengan agama tertentu akan mempunyai tingkat kebahagiaan lebih tinggi daripada negara dengan penganut agama lain.
Mekanisme lain yang sering diprotes adalah mekanisme “mana”. Mana adalah poin yang mana sampai nilai tertentu, akan memperbolehkan anda untuk mendapatkan bonus tertentu dari riset, militer, atau religion. Omen-pun dihasilkan dari mana ini. Mekanisme mana memang sedikit mengurangi rasa ‘strategi’ dari game ini. Namun bagi saya, tidak terlalu fatal lah.
Bagi saya, satu2nya hal fatal dari mana ini adalah, nyaris kita hanya dapat mana dari kualitas pemimpin. Jika kualitas pemimpin baik, maka negara kita akan berkembang dengan baik. Namun jika pemimpin kita idiot, maka hancur sudah negara yang kita mainkan. Tidak peduli sebaik apapun kita coba bermain.
Di EU IV misalnya, pemimpin masih mempengaruhi sebagian besar research point, diplomacy, dan militer. Tapi ada mekanisme advisor dimana mereka mampu memberikan point bahkan lebih besar dari yang pemimpin negara berikan. Ini penting, karena semakin kaya dan stabil negara yang kita mainkan. Maka semakin besar kesempatan kita untuk merekrut para advisor ini. Dan yah, menurutku ini cukup masuk akal. Banyak raja ataupun kaisar yang sebenarnya tidak pintar-pintar amat. Di Indonesia sendiri, kita melihat besarnya Majapahit sebagian besar diperoleh berkat kerja keras perdana menterinya – Gajah Mada. Dan ya, walaupun raja maupun ratu mempunyai andil, tapi kita semua akur, jika tanpa Gajah Mada, mungkin Majapahit tidak mungkin mempunyai wilayah seluas Indonesia atau lebih.
Satu lagi hal yang menurutku cukup fatal di Imperator Rome. Di hampir seluruh game paradox, terutama yang berlatar belakang sejarah, kita akan menemukan mekanisme stability. Bagaimana stability itu bekerja? Pada dasarnya semakin besar poin stability sebuah negara, maka semakin baik kehidupan di negara itu. Pajak akan lebih banyak didapatkan, hasil perdagangan lebih tinggi, dan mungkin moral militer lebih baik. Yah itu wajar, sebuah negara dengan stabilitas baik, maka tentu akan mempunyai kekuatan lebih. Namun yang menjadi masalah, bagaimana mendapatkan stability itu sendiri?
Stability di sini diperoleh dari mana religion, mana yang sama untuk mendapatkan omen. Jika mana religion mencapai titik tertentu, maka kita bisa melakukan ritual sacrifice atau kurban. Saya rasa, aku dapat mengerti mengapa orang sangat amat benci dengan mekanisme mana ini. Kita jadi terasa memainkan game yang benar-benar game, bukan seperti game EUIV yang lebih terasa historik. Di EUIV, stability dibangun perlahan-lahan, seiring dengan berjalannya waktu atau event-event tertentu. Ya, di EUIV-pun stability terasa game, namun tidak separah di Imperator Rome.
Untungnya, Paradox Interactive sepertinya mendengarkan keluh kesah dari para penggemarnya. Di bulan Mei, mereka menggumumkan untuk merombak beberapa mechanic termasuk mengenai “mana”. Untuk detailnya sendiri, paradox belum menggumumkan secara resmi seberapa besar perubahan yang akan mereka buat di Imperator Rome. Tapi kemauan untuk melakukan perubahan tersebut saya rasa adalah sebuah langkah yang baik. Kita akan lihat bagaimana hasilnya nanti.