Terkadang, kehidupan manusia adalah sandiwara
Indah dan sedih menjadi bahan tertawaan manusia lainnya
Jenaka dan malang menjadi sebuah satir bagi mulut-mulut yang kering
Karsa dan rasa menjadi hambar dalam pemikiran yang kalut
Manusia dan manusia akan selalu bercerita
Tentang siapa dirinya dan apa yang akan ia lakukan
Lelucon dan angan akan menjadi satu
Dalam derap kebengisan yang tak berujung
Tawa dan tangis adalah warna kehidupan
Di sana sebuah raga kan luluh dalam sandiwara
Nyata atau semu tak bisa dibedakan
Hanya naluri yang akan membuat manusia dapat bertahan
Hewan dan manusia barangkali berbeda
Namun kosmos menentukan bahwa kita entitas sama
Kita hidup dan mati
Terkubur membusuk di dalam tanah, dan kembali ke kosmos
Apakah itu bukan sandiwara?
Apakah hidup itu bukan sebuah bahan lelucon?
Kita hidup hanya untuk mati di suatu hari
Lalu apa gunanya kita hidup?
Kita bukanlah aktor di dalam kehidupan
Kita bukanlah sutradara di dalam panggung hampa
Kita adalah kita
Kitalah yang menentukan hidup, dalam sepi dan kegamangan…
(Anindita Saktiaji 31/12/2012)
Kitalah yang menjadikan kehidupan ini ada. Tapi bukan kita yang menentukan arah, warna dan nasib kita di sepanjang kehidupan kita…