Analisa Strategi Blitzkrieg di Perancis dan Soviet

Blitzkrieg barangkali adalah strategi perang paling kontroversial sepanjang Perang Dunia 2. Ia memadukan antara kombinasi kecepatan pasukan bermotor, kekuatan hantam panzer, dan serangan udara untuk menembus garis pertahanan musuh. Strategi ini muncul sebagai sebuah jawaban atas perang parit (trench warfare) yang terjadi pada 1914 – 1918 di Perancis. Perang statik yang memakan banyak korban itu nyaris tidak mempunyai garis depan yang berubah selama bertahun-tahun. Membuat moral pasukan luntur, banyak korban jatuh akibat non-kombatan seperti penyakit dan kondisi kejiwaan, dan juga yang terpenting, tidak membuat pertempuran menghasilkan sebuah Decisive Victory.

Parade Kemenangan Jerman di Perancis Tahun 1940

Seperti pernah saya tulis sebelumnya, Blitzkrieg sendiri sebenarnya bukan istilah resmi dari angkatan perang Jerman/Wehrmacht dalam menamakan strateginya. Jendral Heinz Guderian (atau yang pada tahun 1930 masih berpangkat Mayor) yang digadang-gadang sebagai Bapak Panzer Jerman misalnya lebih sering menggunakan istilah Armoured Spearhead, atau Bewegungskrieg (manouver warfare) dalam menjelaskan strategi yang ia gunakan selama Perang Dunia 2. Tapi ya sudahlah, beberapa istilah dalam pertempuran memang disematkan setelah pertempuran itu sendiri berakhir. “Perang Dunia 1” misalnya, istilah tersebut baru muncul seusai Perang Dunia 2 berakhir. Sebelumnya istilah seperti The Great War atau Weltkrieg (Perang Dunia) lebih sering digunakan.

Kembali lagi ke Blitzkrieg, dunia dibuat terperangah ketika Jerman menghancur leburkan Polandia pada September 1939 hanya dalam hitungan minggu. Sebagai komparasi, perang serupa misalnya di Asia antara Jepang vs China yang sudah berlangsung selama 2 tahun tidak begitu menghasilkan kemajuan front yang signifikan. Namun nasib Polandia memang apes. Ia dihimpit dua raksasa superpower Eropa yaitu Jerman dan Soviet. Dan keduanya berkonspirasi untuk kembali melenyapkan negara yang baru berumur tidak lebih dari 30 tahun itu. Dua negara dengan dua ideologi bertolak belakang itu sementara menghentikan iri dengki diantara keduanya. Kesepakatan Molotov-Ribentrop ditandatangani untuk membagi Polandia menjadi dua. Barat untuk Hitler sedangkan timur untuk Stalin. Lucunya, Inggris dan Perancis tidak mendeklarasikan perang kepada Soviet ketika negara itu ikut mencaplok Polandia, hanya Jerman saja yang menjadi incaran mereka.

Continue reading →

Perang Dunia 1 vs Perang Dunia 2

Perang Dunia 1 dan Perang Dunia 2 sekilas terlihat mirip. Kedua perang itu dimainkan oleh Kekuatan besar Eropa seperti Jerman, Inggris, Perancis, Russia, dan Italia. Kekuatan baru dari seberang atlantik dan pasifik juga ikut ambil bagian seperti Amerika Serikat, Jepang, dan juga koloni-koloni Inggris seperti Australia & New Zeeland. Orang awam bahkan mengganggap kedua konflik tersebut sama. Kekuatan besar Eropa saling adu jotos dan membuktikan siapa yang terbaik diantara mareka. Namun nyatanya, kedua perang yang berselisih rentang waktu 20 tahun itu begitu berbeda. Baik secara latar belakang, maupun secara runtutan jalannya perang.

Gambaran Perang Dunia 1, Dimana Negara Central Berperang Melawan Sekutu

Perang Dunia 1 bisa dibilang adalah perang yang sudah diantisipasi semenjak lama. Otto Von Bismarck pernah memprediksikan perang itu jauh sebelum dekade 1900an. Pada waktu itu, seluruh kekuatan Eropa sedang pada masa puncak jayanya. Inggris menguasai sebagian afrika, India, malaysia, singapore dan menjadikan Australian, Canada, dan banyak kawasan kepulauan kecil sebagai koloninya. Perancis menguasai sebagian tanah di Afrika, Indochina, dan sedikit bagian di Amerika Selatan. Russia menguasai padang stepa Asia Utara yang sebelumnya didominasi Mongol. Dan Jerman yang pada waktu itu merupakan kekuatan baru di Eropa ikut ambil bagian mengiris-iris sebagian Afrika dan Papua Nugini untuk menjadi koloninya.

Pemandangan Sehari-hari Perang Dunia 1 (atas) Pasukan Infantri Menyerang dari Parit ke Parit dan Perang Dunia 2 (bawah) Pasukan Panzer Jerman di Front Russia

 

Selain menguasai banyak koloni, Eropa waktu itu sedang tumbuh dalam revolusi Industri yang pesat. Populasi negara-negara Eropa juga mengalami peningkatan yang signifikan. Ini disebabkan karena berkembangnya ilmu pengobatan dan kedokteran. Pertambahan penduduk yang cepat, dan industrialisasi menyebabkan negara-negara itu mampu memproduksi berbagai macam barang secara lebih efisien dan cepat. Dan salah satu jenis barang yang diproduksi secara cepat adalah senjata.

Continue reading →

T-34 vs Panzer VI Tiger

T-34 barangkali adalah tank paling sukses selama Perang Dunia ke 2. Dia berhasil menghantarkan Soviet dari ujung tanduk kekalahan menjadi pemenang perang paling besar dalam sejarah manusia. T-34 juga menduduki posisi teratas dalam hal jumlah produksi tank, bukan hanya di dalam Perang Dunia ke 2, tapi juga sepanjang masa. Total ada lebih dari 100,000 varian tank ini yang dibangun. Lebih dari tank Sherman milik USA atau Panzer IV Jerman dikombinasikan.

T-34 vs Tiger
Perbandingan antara T-34 (kiri) dan Tiger (kanan)

Jerman awalnya tidak mempunyai kemampuan untuk menandingi T-34. Panzer III mereka meskipun mempunyai mobilitas yang baik namun tidak mampunyai armor yang cukup. Panzer IV versi awal dengan meriam Kampfwagenkanone 37 kaliber pendek tidak cukup kuat untuk menembus baja T-34.  Hanya meriam flak 8.8 yang cukup kuat untuk menghancurkan tank itu dari jarak cukup jauh.

Akibat performanya yang cukup bagus, insinyur Jerman mencoba untuk memasangkan meriam flak 8.8 (dengan kalibar 88mm-nya) ke casis sebuah tank. Dari ide itulah, Panzerkampfwagen VI Tiger Ausf. E atau yang lebih dikenal dengan Tiger I lahir. Sebuah tank yang barangkali  paling dikenal dan paling ditakuti selama Perang Dunia ke 2.

Continue reading →

Lima Panzer Jerman Terbaik Selama Perang Dunia 2

Panzer Jerman merupakan simbol supremasi militer selama Perang Dunia 2. Atau setidaknya bagian awal dari perang panjang itu. Dengan kendaraan lapis baja itu, NAZI mampu mendominasi Eropa dalam waktu yang relatif singkat. Dari medan pertempuran Polandia hingga Perancis Utara. Dari padang pasir Afrika Utara hingga dinginnya Norwegia.

Panzer III - Front RussiaPanther Tank
Tiger Tank RussiaPanzer IV Formation

Dari sekian banyak Panzer yang dioperasikan Jerman, kami mencoba untuk mengambil lima terbaik diantaranya. Urutan yang kami buat ini berdasarkan beberapa referensi yang telah kami baca sebelumnya. Namun tetap saja, urutan yang kami buat tetaplah sebuah opini. Anda boleh saja setuju, boleh saja tidak. Dan berikut, lima panzer terbaik yang dimiliki Jerman selama Perang Dunia ke 2.

05. Panzer III

Panzer III adalah tank pertama Jerman yang benar-benar di desain untuk melakukan tank-to-tank combat. Panzer Jerman ini sangat ditakuti di babakan awal Perang Dunia ke 2 karena kecepatan dan daya gempurnya yang kuat. Namun sayang sekali, aksinya di Polandia dan Perancis terbatas oleh jumlahnya yang masih minim.

Panzer III - Panzer Jerman

Panzer III masih digunakan luas oleh Jerman hingga pertempuran di front Afrika Utara dan babakan awal Barbarossa. Namun ketika dihadapkan pada tank-tank seketu seperti T-34, Panzer III tidak mempunyai kekuatan daya gempur yang cukup. Karena itu Jerman lebih memilih untuk meng-upgrade Panzer IV yang mempunyai lapis baja lebih kuat dan meriam yang jauh lebih heat lagi.

Continue reading →

Bagaimana Jika Pendaratan Sekutu di Normandy Gagal?

Pendaratan Normandy pada 6 Juni 1944 adalah salah satu peristiwa paling penting di Perang Dunia ke 2. Pendaratan sekutu di pantai utara Perancis itu memungkinkan Amerika, Inggris, Kanada, beberapa pasukan Polandia, dan Selandia baru untuk menyerang Jerman langsung di jantung kekuasaan mereka. Selama empat tahun terakhir, mereka hanya bisa menyerang outpost Jerman di Afrika Utara dan Italia. Atau membombardir kota-kota mereka dengan B17, B25, atau Halifax.

Normandy
Pendaratan Sekutu di Normandy – Juni 1944 (Credit: https://en.wikipedia.org/wiki/Normandy_landings)

Di Normandy, terdapat 380,000 pasukan Jerman yang terbagi menjadi 4 Army Group. Jumlah itu hanya yang bertugas untuk menjaga AtlantikWall – benteng atlantik yang menurut Hitler tak dapat ditembus. Terdapat lebih banyak lagi pasukan Jerman di Perancis yang bertugas selain untuk pasukan cadangan, juga bertugas membasmi partisan.

Memang kita tidak tahu pasti bagaimana jika Jerman berhasil menghentikan laju serangan sekutu di Normandy. Apakah Jerman dapat bertahan, atau Russia justru dapat menguasai Eropa seutuhnya? Di sini, saya bukan berarti mendukung pemerintahan Jerman NAZI tetap bercokol di Eropa. Apalagi mendukung rezim otoriter mereka yang telah membuat Eropa menelan pahit getirnya peperangan modern. Saya hanya mencoba untuk menuliskan kemungkinan2 dari sekian banyak yang dapat terjadi.

Dengan mempertimbangkan beberapa aspek, dan sedikit pengetahuan saya tentang kronologi sejarah di masa itu. Berikut 5 kemungkinan yang terjadi jika sekutu gagal melaksanakan pendaratan di Normandy:

Continue reading →