Apakah Dyson Sphere Itu Ada?

Baru-baru ini, ilmuwan dikejutkan oleh penemuan aneh di sistem bintang KIC 8462852. Bintang tersebut berpendar 2.5% selama 200 hari sebelum kembali ke intensitas cahayanya semula. Dibandingkan dengan pengamatan bintang-bintang lain, ilmuwan belum pernah menemukan kejadian yang sejenis. Berkurangnya intensitas cahaya itu kemungkinan dihasilkan oleh benda massive yang menutupi cahaya bintang. Biasanya, benda tersebut adalah planet, namun tak ada satupun planet yang pernah menurunkan intensitas cahaya bintang hingga 2.5%.

Dyson Sphere
Dyson Sphere

Komunitas ilmu pengetahuanpun ramai membicarakan KIC 8462852, ada yang bahkan berspekulasi jika terdapat sebuah benda artficial yang mengelilingi bintang tersebut. Sebuah benda yang disebut-sebut sebagai Dyson Sphere. Dyson Sphere adalah sebuah benda raksasa yang mengelilingi bintang tertentu, tujuannya adalah menangkap energi bintang tersebut secara maksimal untuk kebutuhan sebuah peradaban. Freeman Dyson adalah salah seorang yang mempopulerkan teori ini pada tahun 1960an. Ia berpendapat, jika sebuah peradaban ingin tetap bertahan di alam semesta, maka mereka harus menggunakan energi besar untuk menjalankan roda peradaban mereka. Salah satu energi yang dapat mereka gunakan adalah dengan memanen bintang.

Terdengar konyol dan fiksi ilmiah memang, namun kita sekarangpun mulai menggunakan energi matahari secara besar-besaran di bumi. Solar panel atau panel surya dapat menangkap energi yang dilepaskan matahari guna menghidupi listrik kita. Energi yang dihasilkan matahari itu bersih, tak menyebabkan polusi, ramah lingkungan, mudah didapat, dan yang terpenting adalah jumlahnya yang nyaris tak terbatas. Bayangkan jika kita mampu menyedot energi yang dihasilkan matahari 0,0001% saja. Maka kita akan mendapatkan energi yang mampu menghidupi puluhan, ratusan, atau bahkan ribuan kali lipat daripada total energi yang kita butuhkan sekarang ini.

Manusia sekarang berada pada tipe 0 pada Kardashev Scale, atau peradaban yang masih tergantung pada energi planetnya sendiri. Kardashev Scale menjelaskan seberapa maju sebuah peradaban dilihat dari seberapa besar energi yang mampu mereka dapat. Tipe 1 adalah peradaban yang mampu menguasai energi planet dan sekitarnya. Tipe 2 adalah peradaban yang mampu menyerap secara optimal energi bintang tempat ia berada atau sekitarnya. Dan Tipe 3 adalah peradaban yang telah mampu menyebar ke seantero galaksi dan memanfaatkan potensi energi yang tersimpan di sana.

Dari tipe 0 ke tipe 1 kemungkinan tidak terlampau sulit untuk dicapai. Kita sendiri sudah mencapai skala 0.7 atau lebih karena sebagian besar potensi energi di planet ini sudah mampu untuk kita kelola. Namun perubahan dari tipe 1 ke tipe 2 membutuhkan effort yang luar biasa besar. Menangkap potensi energi matahari atau bintang membutuhkan struktur raksasa yang dibangun di sekitar matahari. Salah satu kemungkinan yang ada adalah dibangunnya Dyson Sphere. Dan membangun sebuah Dyson Sphere tidaklah mudah, ia membutuhkan sumber daya alam yang besar, belum lagi sumber daya manusia yang dibutuhkan.

Jarak yang cukup aman untuk membangun struktur mengelilingi matahari adalah jarak dimana Planet Merkurius berada. Ini memang sangat minimum, artinya jarak yang dibutuhkan mungkin bisa lebih jauh lagi. Jika jarak antara Merkurius dan Matahari adalah 57.8 juta km atau dibulatkan menjadi 58 juta km. Maka luas permukaan untuk membuat satu Dyson Sphere melingkupi matahari adalah 4 x 58 x (3.14)2 = 2287 juta Km. Itu belum termasuk ketebalan Dyson Sphere, jika memang benda itu mau sekalian menjadi tempat tinggal manusia. Jika saja sumber daya bumi digunakan seluruhnya, planet ini tidak akan cukup untuk membangun struktur sebesar itu.

Selain membutuhkan sumber daya yang begitu besar, membangun struktur raksasa di sekitar matahari juga tidak aman. Pertama, matahari secara konstan menyemburkan plasmanya, semburan yang disebut sebagai solarwind ini sangat berbahaya baik bagi manusia maupun struktur yang melindunginya. Dan kalaupun ini bisa diatasi, masih terdapat ratusan jenis ancaman lain seperti komet, benda-benda angkasa, gravitasi, dan belum lagi maintenance dari struktur yang berhasil dibuat. Struktur sebesar dan semasive itu akan membutuhkan perhatian super hebat dari penghuninya.

Jika saja Dyson Sphere tidak dapat dibangun, peradaban yang ingin membangunnya bisa saja menggantinya dengan beberapa alternatif yang lebih sederhana. Dyson Ring atau Dyson Net misalnya, kedua struktur tersebut mempunyai konsep sejenis dengan Dyson Sphere namun dengan bangunan yang jauh lebih kecil. Dyson Ring adalah bangunan berbentuk seperti cincin yang dibangun mengitari bintang tempat ia menyerap energi. Sementar Dyson Net adalah bangunan-bangunan kecil yang mengitari sebuah bintang dan membentuk jaringan-jaringan network antara satu struktur dengan struktur yang lain. Kedua struktur itu menggunakan material yang jauh lebih sedikit untuk membangunnya.

Jika memang Dyson Sphere membutuhkan banyak sekali sumber daya untuk membangunnya, mengapa sebuah peradaban dirasa perlu untuk membangun struktur itu? Dan jika saja struktur tersebut mampu untuk dibangun, dari mana material pembangunnya harus didapatkan?

Seperti dijelaskan diatas, sebuah peradaban yang maju akan membutuhkan banyak sekali energi guna melangsungkan hidupnya. Entah itu untuk menghidupi mesin-mesin produksinya, menghasilkan sumber makanan, atau menjalankan superkomputer mereka. Entah apapun bentuknya, semakin maju peradaban, semakin banyak konsumsi energi yang mereka butuhkan. Hal ini sama seperti yang kita lihat sehari-hari, manusia membutuhkan listrik untuk menyalakan lampu, televisi, dan laptop untuk bekerja dan mereka juga butuh minyak atau gas untuk menghidupi mobil dan kompor mereka. Konsumsi energi yang manusia pakai sekarang ini jauh lebih besar daripada konsumsi yang pernah nenek moyang kita pakai dahulu. Dan tren ke depan tidak menunjukan angka penurunan. Kecuali kita menemukan alternatif energi yang jauh lebih efisien daripada menambang matahari. Kemungkinan kita akan tetap membangun struktur, mirip dengan dyson sphere. Meskipun skalanya mungkin jauh dan jauh lebih kecil daripada yang kita bayangkan sekarang ini. Bisa jadi, apa yang nanti kita buat hanyalah super panel surya yang berukuran raksasa dan mengorbit matahari pada jarak tertentu. Panel surya yang seperti itu akan jauh lebih efisien daripada panel surya di bumi yang dipengaruhi oleh cuaca, siklus malam, dan mungkin debu.

Lalu, apakah ada Dyson Sphere di KIC 8462852? Sampai saat ini masih belum ada kesimpulan yang jelas tentang hal itu. Bisa saja itu adalah serpihan-serpihan debu angkasa yang berukuran masive. Bisa saja itu konstelasi planet yang mungkin dan kebetulan berukuran besar dengan jumlah yang banyak. Masih banyak yang harus dipelajari dan kita tunggu saja kejutan apa yang alam semesta ini berikan pada peradaban manusia yang masih bayi ini.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.