Akhir-akhir ini, flat earth society sedang naik daun. Bahkan Presiden Obama pernah menyinggung organisasi ini di dalam salah satu pidatonya. Bagi yang belum tahu, flat earth society adalah organisasi yang mempercayai bahwa bumi itu datar. Bukan berbentuk bola seperti yang dikenal umum sekarang ini. Dan matahari, bulan, bintang2 bukanlah obyek raksasa di luar sana, melainkan hanya piringan2 yang mengitari bumi.
Apakah anda heran? Ya saya sendiri merasa bahwa seluruh fakta yang disajikan oleh Society ini adalah hoax. Mereka mempercayai jika bumi adalah sebuah piringan dengan gunung-gunung es membatasi ujungnya. Gunung-gunung es itu adalah kutub selatan yang kita kenal selama ini. Apa yang terjadi jika anda melewati gunung es itu? Tidak ada penjelasan yang cukup meyakinkan dari pada flat earth society.
Sebenarnya argumen para pendukung flat earth society cukup mudah untuk dipatahkan. Setidaknya, itulah yang saya kira, walaupun mereka pasti akan mempunyai argumen tandingan yang lebih menarik lagi. Jika bumi itu datar, maka dari tempat kita berdiri, kita mampu melihat gunung atau gedung atau tempat yang jauh dengan mudah dari tempat kita berdiri. Tidak ada kapal yang menghilang di ufuk pandang jika mereka berlayar. Atau pulau di seberang lautan mampu dilihat hanya dengan teleskop sederhana.
Flat Earther percaya bahwa benda yang menghilang di ufuk itu murni karena keterbatasan mata manusia. Atau keterbatasan alam dalam menyajikan data di hadapan kita. Namun buktinya, jika kita di pantai, kita tetap dapat melihat kapal-kapal menghilang di ufuk lautan. Kita juga tidak mampu melihat pulau di seberang lautan sana, tidak peduli seberapa hebat teleskop yang kita miliki. Kita justru lebih mudah melihat bulan ataupun Mars di langit sana di bandingkan dengan pulau yang ada puluhan kilometer di depan kita.
Flat earth society memandang bahwa bumi adalah pusat alam semesta. Sementara itu planet lain, bintang, dan galaksi-galaksi hanyalah aksesoris yang mendandani langit malam. Bahkan matahari dan bulan hanyalah disk yang mengitari bumi datar, jaraknya hanya beberapa puluh kilometer saja dari atas bumi, dan diameternya juga hanya beberapa puluh kilometer. Saya belum menemukan secara pasti bagaimana mekanisme bumi dari sudut pandang flat earther. Apakah terdapat proses pembentukan bumi seperti yang diterima science selama ini, atau mereka mempunyai teori sendiri. Yang jelas, mekanisme rotasi, revolusi, pergerakan bintang-bintang yang umum diterima oleh science tidak berlaku bagi mereka.
Berbeda dengan pandangan para flat earther, science percaya bahwa kita bukanlah pusat dari alam semesta. Dari estimasi NASA, bumi dan tata surya bahkan berada di daerah lengan Orion/lokal Orion di galaksi bimasakti. Satu dari sekian banyak lengan-lengan spiral kecil dari galaksi ini. Dan Galaksi Bimasakti sendiri hanyalah satu dari sekian banyak galaksi yang ada di local group. Ukuran Bimasakti kemungkinan 100,000 tahun cahaya, yang artinya butuh 100,000 tahun bagi cahaya untuk melewatinya dari ujung ke ujung. Dan local group hanyalah sekumpulan kecil galaksi dibandingkan dengan milyaran atau kalau tidak trilyunan galaksi di dalam observable universe (alam semesta yang dapat kita amati dari bumi). Sekarang, ilmuwan sedang mencari bukti jika alam semesta jauh lebih besar daripada hanya sekedar observable universe. Bahkan ada kemungkinan ada alam semesta lain yang tercipta di luar alam semesta kita. Sebuah teori yang disebut dengan multiverse. Intinya, kita hanyalah debu di alam semesta ini, sangat kecil, sangat tidak sentris.
Lalu apakah salah mempunyai pandangan bahwa bumi itu datar, dan bagaimana jika science yang ada selama ini salah? – Bumi berbentuk bola adalah murni dari sudut pandang manusia. Dari sudut pandang lain, bumi dapat berbentuk sangat berbeda. Misalnya saja, Michael Stevans di dalam video vsaucenya yang berjudul “Is Earth Actually Flat?” (link ada disini), dia mencoba menggungkapkan jika bumi dilihat dari sudut pandang cahaya, maka ia akan berbentuk cukup datar. Mengapa bisa?
Jika saja kita dapat melihat bumi selagi melaju dengan kecepatan cahaya – yang kemungkinan besar sangatlah tidak mungkin karena untuk dapat bergerak dengan kecepatan cahaya sebuah entitas harulah sangat ringan hingga nyaris tak mempunyai massa seperti photon – tapi sudahlah, jika saja kita dapat melihat bumi dengan kecepatan cahaya. Maka pantulan dari cahaya yang sampai ke mata kita akan membuat persektif bahwa bumi nyaris tidak mempunyai diameter/kedalaman. Dengan kecepatan 300,000 m/s, jarak bumi dari ujung kutub ke ujung kutub satunya nyaris tidak berarti. Sehingga bumi datar adalah sebuah perspektif yang kita dapat jika kita mampu bergerak dengan kecepatan itu.
Jadi apakah bumi itu datar atau bulat? Well, silahkan menabung dan mencoba wahana eksplorasi turis luar angkasa yang sekarang mulai banyak diperjual belikan. Di sana, anda dapat membuktikan sendiri dari luar angkasa, apakah bumi itu bulat, atau hanya sekedar piringan yang datar.
Saya termasuk yang tidak percaya kalau bumi itu datar, setau saya ilmuwan muslim dari masa lalu sudah percaya kalau bumi itu mengelilingi matahari. Dan mereka juga membuat semacam observasi di Bagdad. Tapi sayang, observasi itu dihancurkan waktu Mongol menginvasi negara itu tahun 1200an.
Suka suka kau lah, saya sih percaya bumi itu datar, mana bantahannya bumi datar ? Bantahan cuma dikit doang udah bilang bumi bulat.
Real Earth has curves (LOL)