Baru-baru ini, dunia dihebohkan dengan pernyataan berbagai media bahwa Teleskop Luar Angkasa Kepler telah menemukan struktur besar yang kemungkinan dibuat oleh Alien. Struktur itu berada di bintang KIC 8462852, dengan jarak 454 parsec dari bumi. Struktur itu digambarkan cukup besar sehingga mampu memblok cahaya dari bintang itu sebesar 20%, jauh lebih besar dari struktur sebesar planet Jupiter yang hanya dapat memblok cahaya bintang sebesar 1%. Orang-orang, menyebut struktur raksasa itu dengan nama Dyson Sphere.
Dyson Sphere adalah struktur raksasa yang dibuat mengelilingi sebuah bintang agar energi yang keluar dari bintang itu dapat ditangkap seutuhnya. Bisa dibayangkan kalau Dyson Sphere itu mirip sebuah panel surya raksasa yang dibuat untuk membungkus sebuah bintang. Dyson Sphere dipopulerkan oleh Freeman Dyson di dalam jurnalnya “Search for Artificial Stellar Sources of Infrared Radiation” di tahun 1960. Ia berkata bahwa sebuah peradaban maju suatu saat harus membangun struktur semacam ini untuk dapat bertahan hidup dalam jangka waktu yang lama.
Mengapa sebuah peradaban harus membangun struktur raksasa untuk menangkap energi dari bintang?
Sampai saat ini, bintang adalah sumber energi paling efisien yang dimiliki oleh alam semesta. Bintang kuning seperti matahari dapat menghasilkan energi simultan selama 8 milyar tahun, sedangkan bintang red dwarf (merah cebol) dapat memancarkan energi selama belasan hingga puluhan milyar tahun. Waktu yang terbilang amat sangat lama terutama bagi sebuah peradaban untuk dapat bertahan hidup. Sebagai perbandingan, homo sapiens baru berusia sekitar 200,000 tahun. Dan jika ditambah dengan pendahulunya seperti homo erectus, sepesies manusia paling banter baru berusia 2 juta tahun lamanya.
Apa yang bisa dilakukan sebuah peradaban dengan usia jutaan bahkan milyaran tahun masa hidupnya? Jawabannya bisa beraneka ragam. Ilmuwan bahkan menduga bahwa ada kemungkinan jika sebuah peradaban justru membuat sebuah simulasi raksasa di dalam Dyson Sphere. Dengan energi yang begitu besar, tidak menutup kemungkinan sebuah peradaban mampu menciptakan sistem komputer raksasa yang dapat melakukan simulasi alam semesta. Makhluk hidup yang membangun sistem itu akan meng-upload data di otaknya dan kemudian hidup di simulasi tersebut. Terdengar konyol bukan?
Ya, tentu saja meng-upload data otak dan hidup di simulasi raksasa nampak seperti science fiction. Tapi hal semacam itu bukannya tidak mungkin terjadi. Kita bahkan tidak pernah tahu, apakah alam semesta tempat kita hidup ini nyata atau berada di dalam sebuah simulasi. Nick Bostrom, Doktor dari Universitas Oxford bahkan pernah menulis sebuah jurnal ilmiah tentang ini. Dan bahkan beberapa ilmuwan lain berpendapat bahwa fenomena fisika Quantum yang eksentrik bisa dijelaskan dengan rinci jika memang alam semesta tempat kita hidup adalah sebuah simulasi.
Oke, cukup tentang simulasi. Lalu, apa keuntungannya jika Dyson Sphere benar-benar ada di KIC 8462852?
Banyak sekali hal yang dapat kita tarik pelajaran. Salah satunya, kita tidak hidup sendiri di galaksi ini. Membangun sebuah Dyson Sphere tidaklah mudah dan murah.Ia membutuhkan resource yang cukup banyak, lebih dari yang sebuah tata surya miliki. Jadi, jika peradaban mampu membangun itu, ia pastilah peradaban multi tata surya. Setidaknya dia sudah mampu menguasai dua atau lebih tata surya.
Pelajaran lainnya adalah, bahwa peradaban maju belum tentu haus akan kekuasaan. Membangun Dyson Sphere barangkali jauh lebih mahal dan lebih sulit daripada menguasai puluhan tata surya. Peradaban yang mampu membangun itu adalah (kemugkinan besar) peradaban yang lebih memilih untuk berdamai dengan keadaan. Ia lebih memilih berdiam di sebuah sistem tata surya daripada melebarkan kekuasaannya ke seantero galaksi. Maaf jika ini membuat kecewa para fans star wars.
Apapun itu, yang terjadi pada KIC 8462852 belum sepenuhnya dapat dipahami. Bisa saja itu hanyalah sbuah kesalahan observasi atau asteroid sisa-sisa dari pembentukan tata surya. Atau bisa juga 20% dim itu terjadi karena fenomena alam lainnya, yang belum dapat ilmuwan jelaskan sampai saat ini. Observasi planet baru berusia muda, kita masih jauh dari kata memahami sistem tata surya lain di galaksi ini. Dyson Sphere hanyalah satu dari puluhan kalau tidak ratusan kemungkinan lain yang bisa terjadi. Namun tetap saja, memikirkan berbagai kemungkinan yang terjadi seperti itu adalah sebuah hal yang menarik.
Andai saja kita yg sekarang bisa hidup sekian ribu tahun supaya bisa mengerti dan belajar tentang fenomena alam tsb, lebih menguntungkan ikut andil dalam penyebaran populasi ke sekitar tata surya, bakal sangat menarik
Semoga bisa kita pelajari dalam waktu jauh lebih dekat…