Jika Pendaratan Sekutu di Normandy Gagal Part 03

Kegagalan Pedaratan Sekutu di Normandy pada 6 Juni 1944 berbuah panjang. Opini publik Amerika menyalahkan kekeras kepalaan Rooselvet yang menyebut ‘Europe First instead of Defeating Japan’ sebagai sebuah blunder yang fatal. “Sudah ada Inggris dan Uni Soviet yang mengurusi Eropa, kita tidak perlu ikut campur.” Kata Ramphsey, seorang pemilik kedai kopi di New York. “Liat akibatnya, 100,000 anak-anak kita tewas di pantai Perancis untuk perang yang sama sekali bukan urusan kita. Kita dendam terhadap Jepang, mereka musuh kita, mereka yang seharusnya kita hancurkan!” Kata Ramphsey sekali lagi sambil mengucurkan air mata. Dua anaknya, John dan Mark tewas di pendaratan Normandy tempo hari.

NAZI Victory Parade After NormandyGerman Rocket V2
German Panther Tank

Dengan semakin banyaknya publik Amerika yang menentang keikutsertaan negaranya di konflik Eropa, Rooselvet memutuskan untuk menarik dua per tiga pasukannya dari Inggris. Sepertiga sisanya adalah angkatan udara, pengebom, dan pasukan non tempur seperti teknisi. Misi-misi pengeboman ke Jerman tetap dilakukan, meskipun sekarang mereka menghadapi lawan yang lebih tangguh lagi. Jet tempur Me-262 sudah dapat beroperasi dengan maksimal, dan pangkalan-pangkalan mereka di Belgia dan Perancis Utara membuat mereka dapat bereaksi cepat menghadang pengebom Inggris dan Amerika mulai lepas landas dari Inggris selatan.

Ada satu ancaman lagi yang sangat berbahaya bagi Inggris. Roket-roket V-1 dan V-2 secara reguler terus membombardir tanah mereka. Roket-roket itu kini akurasinya semakin baik, dan dapat menghajar obyek-obyek vital seperti Pelabuhan, instalasi listrik, pusat-pusat logistik, dan bandar udara. Pada penarikan mundur pasukan sekutu dari Normandy, roket V-1 dan V-2 ikut andil dalam menghajar pusat-pusat konsentrasi pasukan di Inggris selatan. Hanya saja, waktu itu jumlahnya sangat kurang sehingga kerugian bagi sekutu tidak banyak. Pada Juli 1944, kapasitas produksi hingga 2,000 buah per bulannya (di realita kita, produksi maksimal hanya 1100 per bulan).

Dengan hilangnya ancaman Jerman di Normandy atau Perancis Utara pada umumnya, mereka dapat mengalokasikan sebagian pasukannya ke Front Timur. Pada akhir Juni 1944, Soviet melancarkan Operasi Bagration. Tujuan operasi ini adalah menghalau tentara Jerman dari wilayah Belarus dan bahkan Polandia.


German Panther Tank 1944Red Army T 34

Operasi Bagration adalah ujian kedua bagi Jerman setelah pendaratan di Normandy pada bulan Juni 1944. Namun, ujian ini adalah sebuah ancaman yang berada di level yang berbeda. Soviet mengerahkan sebanyak 2,331,700 pasukan, 2,715 tank, 24,363 meriam, dan 5,327 pesawat untuk menghantam garis pertahanan Jerman. Sedangkan Jerman hanya mempunyai 1,036,760 pasukan, 800 tank, 10,090 meriam, dan 1,000 pesawat. Perbandingan pasukan nyaris lebih dari 2 banding 1.

Kekurangan Jerman ini buru-buru ditutup dengan penambahan pasukan dari barat. Army Group B, dibawah komando Rommel dipindahkan dari Perancis Utara ke Romania. Dari sana, Rommel diberikan tugas untuk menangkis sayap selatan serangan Soviet yang bertujuan untuk merebut sumber minyak Ploesti. Dengan keberhasilannya di Normandy, Rommel diberi sedikit kebebasan bergerak oleh Hitler, sehingga tidak saja ia berhasil menangkis serangan namun juga berhasil melaju ke Odesa.

Soviet yang merasa sayap selatan serangannya bolong segera mencoba menahan Rommel. Akan tetapi usahanya itu justru berimbas pada sektor serangan Soviet yang lain. Jendral Walter Model mencoba untuk merebut kembali Minsk pada 20 Agustus 1944. Usahanya walaupun memakan banyak korban, namun berhasil menahan serangan Soviet dan menghindari pengepungan di Estonia. Army Group Center tak mau kehilangan momentum, mereka mencoba juga untuk menerobos serangan Soviet, dan mereka berhasi menahan gerak laju tentara merah di Brest pada 1 September 1944.

Tanpa sepengatahuan Soviet, Jerman berhasil memindahkan 1500 pucuk rocket V2 dari Belgia ke Prussia Timur. Dari sana, roket V2 akan mempunyai target baru yaitu Moskow. Pada 2 September 1944, gelombang demi gelombang roket V2 diluncurkan untuk menghantam ibukota Soviet. Ibukota yang lengah akan serangan itu sontak terkaget dan tak sempat bersiap diri. Sebanyak 34,000 korban jatuh di hari itu, namun lebih banyak lagi orang yang terluka dan tertimbun bangunan yang runtuh. Kremlin mengalami kerusakan parah, dan Stalin dikabarkan ikut terluka dalam serangan itu, walaupun negeri itu sebisa mungkin menutupi kabar duka.

Jerman sedikit demi sedikit kembali dapat meraih superioritas udaranya dengan bantuan pesawat jet Me-262. Pesawat itu jauh lebih unggul dari pesawat tempur jenis apapun yang dimiliki Soviet. Dengan berkurangnya ancaman dari udara, Wehrmacht perlahan-lahan dapat kembali menata diri. Mereka mulai merekrut pasukan-pasukan baru untuk memperkuat diri dan mencoba membuat garis pertahanan baru di sekitar Ukraina dan Belarusia sebelum musim dingin di penghujung 1944 kembali menyerang.

Hitler yang cukup terkagum dengan keberhasilan Wehrmacht di tahun itu kini memutuskan untuk memberi sedikit kelonggaran kepada para perwira angkatan perang Jerman. Bahkan penambahan divisi untuk Waffen-SS ditunda, dan sebagian besar manpower Jerman dialirkan ke Wehrmacht. Para perwira Jerman yang melihat perubahan itu meminta Hitler untuk sedikit memberi mereka keleluasaan dalam merekrut orang. Orang-orang Polandia, Estonia, Lituania, Latvia, dan bahkan Ukraina yang anti Komunis direkrut secara besar-besaran. 15 divisi baru dari negara-negara itu dibentuk, ditambah lagi dengan 12 divisi baru dari Jerman dan Italia. Negara Eropa Barat seperti Perancis, Belgia, Belanda, dan Luxembourg menyumbang 8 divisi tambahan.

Dengan tenaga baru, Jerman terus dapat menghambat laju pasukan merah. Musim dingin tahun 1944 hingga awal 1945 adalah medan paling berdarah dalam sejarah Perang Dunia ke 2. Total 3,5 juta pasukan Soviet tewas dalam usaha-usaha ofensif mereka yang gagal. Sementara itu Jerman kehilangan lebih dari 850,000 pasukan. Kerugian bagi Jerman memang jauh lebih sedikit, namun sumber daya manusia merekapun semakin menipis.

Di April 1945, setelah perdebatan panjang yang melelahkan, Turki akhirnya beraliansi dengan Jerman. Dengan 32 divisi pasukannya, dan 18 divisi yang ditempatkan di perbatasan dengan Soviet, mereka mencoba merebut pusat-pusat minyaknya di Kaukasus. Divisi-divisi Soviet mampu menahan laju Turki, namun mereka mulai kewalahan ketika Jerman mengirimkan satu Korps penuh untuk membantu negeri sabit putih itu.

Jerman kembali melancarkan ofensif mereka di Bulan Mei 1945, tujuannya kali ini adalah Leningrad dan memotong pasukan merah yang berada di Finlandia. Mengapa harus Finlandia dan bukan ke arah Moskow? Pada Desember 1944, Hitler ternyata memberi janji kepada Finlandia untuk segera membantu sahabatnya itu dari pukulan telak tentara merah. Tentara Suomi sudah kepayahan mempertahankan kemerdekaan mereka yang mulai dicekik oleh Soviet. Mereka berhasil merebut Helsinski, namun usaha mereka untuk melakukan ofensif ke utara tertahan musim dingin yang panjang. Dengan merebuat Leningrad dan memutus jalur suplai tentara merah, Hitler berharap bisa memenuhi janjinya kepada Finlandia sebelum terlambat.

Guderian, Peiper, dan Wittmann ditunjuk untuk membawahi operasi Norsk itu. Peiper dan Wittmann ditransfer dari Waffen SS ke Wehrmacht, Wittmann bahkan sudah dipromosikan menjadi General Major di Mei 1945 setelah keberhasilan beruntunnya mengusir sekutu di Normandy dan kemenangannya melawan tentara merah di Belorusia. Luga dan Novgorod berhasil direbut pada 16 Mei 1945, dan pengepungan Leningrad mulai berlangsung dari tanggal 21 Mei. Jerman yang sekarang lebih berhati-hati menggunakan manpowernya mencoba serangan pengepungan dengan cara yang lain. Mereka memanfaatkan artileri mereka secara sistematis untuk membombardir pertahanan kota Leningrad. Dan dengan pasukan yang dilatih khusus dan dipersenjatai dengan assault rifle seperti MP44, pertahanan Leningrad mulai dapat dijebol sedikit demi sedikit. Pada 15 Juni 1945, kota revolusi Soviet itupun tunduk di bawah Jerman.

Di akhir Juni 1945, pasukan merah di Finlandia terkepung. Setelah pertempuran sengit selama 1 bulan lamanya, sisa Tentara Utara Soviet di bawah Jendral Govorov menyerah. Total lebih dari 450,000 orang menyerahkan diri dan 370,000 tewas. Ketersediaan manpower bagi Soviet benar-benar diuji kala itu. Masih di bulan Juni 1945, pasukan gabungan Turki dan Jerman berhasil merebut kota Baku di Azerbaijan. Sementara itu Grup Tentara Tengah di bawah Jendral Model berhasil merebut Smolenks, kota terbesar terakhir Soviet sebelum Moskow. Di front Ukraina, Jendral Rommel dan Harpe berhasil menangkis serangan balik Zhukov di sekitar Stalino dan membuat garis pertahanan baru di sisi Sungai Donets.

Namun kemajuan Jerman itu harus terhenti ketika sebuah kabar menggetarkan muncul dari Berlin. Hitler, karena kegagalan fungsi organ tubuhnya meninggal pada 3 Juli 1945. Sebagian rakyat Jerman yang kala itu masih mendambkan sang pemimpinnya berkabung, begitu juga dengan pasukannya di front. Namun hanya beberapa jam berselang setelah persemayaman Hitler di Reichcancellor, sebuah gerakan untuk memutuskan siapa pemimpin Jerman selanjutnya terjadi di Berlin.

Von Stauffenberg yang pada memang semenjak Juli 1944 membawahi gerakan bawah tanah untuk menggulingkan Hitler mulai bergerak cepat. Ia dengan persetujuan beberapa Jendral tinggi di OKW menyebarkan edaran bahwa Hitler telah diracun. Pihak yang meracun sang pemimpin adalah Goebles, Himmler dan Goering yang ingin merebut kekuasaan secara perlahan. Tentu saja pernyataan Stauffenberg itu kebohongan namun tujuannya adalah pasti. Ia ingin menghindari agar NAZI tidak jatuh ke tangan salah satu dari ketiga orang itu. Dan petinggi-petinggi NAZI malam itu pula dijemput secara paksa dari kediaman mereka masing-masing.

Bersambung….

12 Comments

  1. Yahah hayalan banget.. tapi aku jga berkhayal kalo negara superpower jerman kalah bukan karena musuh tapi hancur dari dalam karena penghianat.. andai enigma gk pecah tentu nazi jermanlah pemenang walau dikeroyok dunia

    1. Memang ini cuma proyek suka-suka buat mengisi waktu kosong :D. Tapi enigma mungkin hanya salah satu faktor kekalahan Jerman di PD 2…

  2. Ya benar.. menurut saya yg paling utama penyebab kekalahan jerman adalah
    -blunder hitler distalingrad. Kekalahan yg diderita jerman sangatlah besar lebih dari sekedar kehilangan tentara terbaik jerman (ke6) dengan kemenangan soviet mampu menaikan moral dan semangat juang warganya inilah yang berbahaya. mereka mati2an berperang memproduksi senjata dan artileri besar2an yg akhirnya mengancurkan jerman sampai kenegrinya sendiri.

    _enigma berhasil terpecahkan.
    Pergerakkan militer jerman dan strateginya terbaca dengan baik dari nggris lalu diberikan ke stalin hingga soviet bisa membaca dimana rencana2 dan pergerakan militer jerman. Inilah yang sangat2 fatal mengingat tehnik menyerang jerman adalah blitzkrieg, kelemahan dari blitzkrieg adalah jika terjadi kebocoran rencana offensive seperti yg terjadi dikursk, soviet telah memasang berjuta2 ranjau dan menempatkan posisi defensive yg sangat kuat membuat taktik blitzkrieg tidak bisa berjalan dan menderita kerugian besar dipihak jerman ..
    Disini andai enigma sama sekali tidak pecah sudah pasti jerman mampu mengatasi tentara merah memerangkap dalam jumlah besar dan mendorong kembali red army kedalam soviet..
    Lalu difront barat walaupun pendaratan sekutu dinormandy berhasil yah mungkin saja sekutu tidak akan mudah mengusir nazi jerman dari perancis atau bahkan jerman akan mampu mengusir kembali sekutu dari normandy karena
    *jerman memiliki beberapa proyek bawah tanah yang super canggih dimasanya, ada roket v1,v2 bahkan v3 yg rencananya akan ditempatkan diprusia untuk menyerang moskow disini front timur tentu akan sangat kondusif bagi jerman,
    Ada lutwaffe bermesin jet, yg sngat cepat sulit ditembak oleh tembakan anti udara,
    *ada kapal selam terbaru jerman yg canggih pada masanya yg benar2berhabitat jauh didalam air dan tidak mampu terdeteksi oleh radar sekutu, tembakan torpedo lebih canggih dan membawa rudal balistik yg rencnanya akan ditembakan kenewyork, . Sayangnya perang cepat berlalu proyek canggih ini terbengkalai dan jatuh ketangan sekutu,
    Setelah jerman menyerah jendral usa patton berkata” sekutu beruntung perang selesai lebih cepat”.

  3. Yg keempat dong
    Penaklukan moscow dan London eygpt india dan Australia untuk jepang

  4. ditunggu yg ke 4 broo saya bener” sngat menyukai militer Jerman di saat masa perang dunia 2 dulu, tp bukan bearti saya menyukai pembantaian mereka ya, saya hanya suka kecakapan militer mreka dr segala aspek lah, segera ya yg ke empat

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.