Dahulu aku begitu menggaguminya
Merasa bahwa dia adlah satu-satunya yang mampu aku capai
Dia mengisi hari-hariku dengan angan
Seakan tak ada lagi hal serupa di dunia
Aku mencoba untuk terus menggapainya
Mencapai angan yang terus menerus tak kusampai
Kucoba untuk bersabar di dalam harapan
Namun bodoh dan sesal semakin mencekik leherku
Hari demi hari kulalui, bulan demi bulan terlewat begitu saja
Hatiku masih saja ceria di dalam duka
Mencari sebuah penantian yang tak kunjung kudapatkan
Aku hanya dapat diam dalam sepi
Terkadang aku ingin berteriak
“Diaam!” atau meneriaki sang maha kuasa di langit
Namun aku tahu bahwa aku tak pantas
Aku hanya manusia biasa yang penuh dengan salah
Salah dan sesal menanti raga fikirku
Menjadi tali-temali menghancurkan visiku
Aku dapat menjadi manusia berbeda jika aku mau
Namun aku telah terlalu jauh untuk kembali
(Anindita Saktiaji 30/12/2012)