Beberapa tahun yang lalu, aku melihat sebuah tayangan di televisi tentang spons kuning yang berjalan-jalan dan bertingkah bodoh di tengah kota. Aku sama sekali belum mengenal tokoh itu dan waktu itu aku berpikir, “wah film konyol apa lagi ini?” Namun justru sejak itulah aku mulai tertarik dengan karakter dan gaya hidup dari tokoh spons berwarna kuning tersebut. Tingkahnya yang aneh dalam menaggapi seluruh permasalahan dalam hidupnya benar-benar lain daripada yang lain. Ya itulah Spongebob Squarpants, sang spons kotak yang selalu dikelilingi Patrick Star (Bintang laut yang tidak kalah bodohnya dengan Spongebob – sahabat dan tetangga spongebob), Squidward (Gurita egois dan congkak – tetangga spongebos), Mr Krabs (Bos Spongebob yang mata duitan) dan Sandy Chick (Sang tupai yang cerdas – hidup di dasar laut untuk melakukan penelitian).
Sekilas, Spongebob Squarpants merupakan film konsumsi anak-anak yang bahkan tidak memiliki sifat menonjol dalam sisi edukasi. Untuk hal yang satu itu, sedikit banyak saya membenarkannya. Namun di sisi lain, terdapat beberapa nilai moral yang sangat mendalam. Nilai inilah yang (entah sengaja atau tidak) diberikan oleh pembuat dan pengarang Spongebob untuk kita nikmati bersama. Beberapa nilai tersebut terkait dengan cara pandang dia dalam menghadapi kehidupan. Mungkin cara itu umum kita kenal dan seharusnya sudah ada pada diri kita, namun terkadang kita melupakannya seiring banyaknya hal yang harus kita pikirkan. Beberapa nilai moral tersebut antara lain: menjalani hidup dengan kebahagiaan, tetap bersikap bodoh dan persahabatan.
(1) Hidup dalam kebahagiaan; Spongebob Squarepants adalah tokoh yang biasa saja di dalam film tersebut. Dia hanyalah spons kuning yang bekerja sebagai juru masak di Krusty Krab, sebuah restoran burger kecil milik Mr. Krabs. Ia tidak mempunyai banyak kelebihan selain keahliannya dalam bermain gelembung sabun dan berburu ubur-ubur (ia melakukannya hampir setiap akhir pekan bersama Patrick Star- Sebuah hobi yang sebenarnya tidak berguna). Spongebob juga berkali-kali gagal dalam tes mengemudi untuk mendapatkan sim dan harus mengulang berkali-kali kelas menyetir. Rumahnyapun adalah sebuah rumah berbentuk nanas sederhana dan tidak mempunyai banyak fasilitas mewah selain perpustakaan pribadi (yang entah buku2nya pernah dibaca atau tidak).
Dengan kehidupannya yang biasa-biasa saja itu, spongebob tidak lantas menyesalinya. Alih-alih ia justru menikmatinya sebagai sebuah anugrah. Ia sangat menikmati bekerja di Krusty Krab sebagai seorang juru masak (walaupun ia hanya memasak burger dan kentang goreng). Ia bahkan menganggap pekerjaannya itu sekelas koki profesional dan bersikeras tetap setia dengan pekerjaannya meskipun ia digaji kecil. Hal tersebut sangat bertentangan dengan sikap Squirdward yang selalu merasa bosan dengan pekerjaannya sebagai penjaga kasir di rumah makan yang sama. Spongebob juga tahu bagaimana memanfaatkan segala hal di sekitarnya untuk bersenang-senang (tanpa mengurangi fokus pekerjaannnya).
Di rumah, di tempat ia bekerja dan bahkan di sekolah mengemudi, spongebob tahu bagaimana menikmati harinya. Ia tidak pernah merasa tertekan (kecuali dalam hal-hal tertentu) namun intinya bahwa ia tetap dapat menemukan celah kegembiraan di setiap sudut kehidupannya. Ia begitu menikmati hidupnya sehingga seolah-olah dunia ini adalah taman bermainnya.
(2) Tetap bersikap bodoh; Spongebob adalah seorang tokoh yang bodoh, benar-benar bodoh. Ditambah lagi ia bersahabat dengan sosok yang bodoh pula bernama Patrick Star. Beruntung ia mempunyai teman lagi yang bernama Sandy Chick, seekor tupai peneliti yang hidup di dasar laut. Dari Sandy inilah Spongebob dan Patrick sering belajar banyak. Walaupun itu tidak mengurangi tingkat ketololan mereka. Namun dengan bersikap bodoh (dan bukannya sok pintar) Spongebob mampu untuk belajar lebih banyak dari hari ke hari. Terkadang kita percaya bahwa kita telah mengerti akan segala sesuatunya, dan itu menghalangi kita untuk belajar. Spongebob memberikan sebuah pelajaran bahwa kita harus tetap bodoh agar kita dapat belajar.
Kebodohan itu bukan berarti bodoh dalam arti yang sebenarnya, namun bodoh dalam artian mau mendengarkan dan mau belajar. Menerima ilmu dari mana saja dan tetap bersikap antusias terhadap siapapun yang memberikan kita pengetahuan. Tetap bersikap kekanak-kanakan ketika mendengarkan sesuatu. Itu satu hal mengapa ketika kita masih anak-anak, masih bodoh dan masih lugu, kita cepat sekali dalam belajar sesuatu.
(3) Persahabatan ; hidup tanpa didasari persahabatan dan pertemanan adalah sebuah kehampaan. Spongebob selalu dapat menemukan teman di manapun ia berada. Meskipun ia juga mempunyai orang yang begitu membencinya (seperti squidward) namun tetap saja, ia tetap merasa bahwa orang tersebut adalah temannya. Prinsip yang luar biasa di dalam hidup sebenarnya. Seorang teman, siapapun itu akan membuat hidup lebih bermakna.
Persahabatan akan membuat hidup menjadi lebih ringan, setidaknya kita tahu di mana tempat kita saling bertukar ide, bertukar kesenangan dan mungkin bertukar kesedihan (meskipun ini jarang terjadi). Hal itu membuat kita lebih sedikit mendapatkan tekanan dalam hidup. Dan membuat dunia ini menjadi lebih lapang. Spongebob Squarepants menjadikan kita lebih mengerti bagaimana arti persahabatan itu, baik untuk kita sendiri maupun untuk orang di sekitar kita. Meskipun terkadang persahabatan itu pahit dan banyak berujung pada pertengkaran. Namun itulah kehidupan, perbedaan pendapat dan semua hal yang melingkupinya adalah sebuah hal yang menarik untuk diperhatikan.