Xiaomi Pocophone F1 barangkali adalah salah satu handphone yang paling membuat kehebohan di semester akhir 2018. Dia adalah handphone dengan prosesor Snapdragon 845 paling murah saat ini. Sebagai informasi, prosesor Snapdragon 845 biasanya digunakan oleh handphone flagship kelas atas yang harganya mungkin sekarang mencapai belasan juta atau lebih. Sedangkan Xiaomi Pocophone F1 sendiri dibandrol dengan harga 4,5 hingga 5 jutar rupiah. Harga yang sangat amat jauh lebih murah daripada kompetitornya.
Saya sendiri mendapatkan Xiaomi Pocophone F1 karena iseng mencoba flash sale di salah satu situs belanja online. Awalnya saya mencoba membeli varian ROM 64GB yang harganya 4,5 juta dan ternyata sold out. Saya baru berhasil di varian 128 yang harganya 4,9 juta di kala itu. Sekarang, harganya rata-rata naik Rp. 100,000 untuk toko-toko resmi.
Spesifikasi Pocophone F1 sendiri terbilang di atas rata-rata untuk harganya. Apalagi dengan benchmark Antutu yang mencapai score 260,000an. Ketika blog ini ditulis, pocophone menempati peringkat ke-8 di score antutu.
Berikut adalah spesifikasi lengkapnya:
Sebelum membicarakan yang bagus-bagus, mari kita coba bahas yang jelek-jelek dulu dari Pocophone F1. Note ini adalah pengalaman pribadi saya dan mungkin beberapa poin tidak terjadi di handphone lain. Jika memang ada yang menurut anda aneh, pembaca sekalian bisa memberikan komentar di blog saya. Berikut adalah beberapa kelemahan yang saya temukan di Pocophone F1:
Lambat dalam menerima sinyal wifi. Dalam beberapa kesempatan, saya mencoba mengkoneksikan handphone saya ke wifi. Entah itu di tempat nongkrong kopi ataupun di kantor. Dan dalam beberapa kesempatan itu, pocophone saya anggap cukup lemot dalam koneksi pertama dengan wifi. Bahkan dibandingkan dengan handphone lama saya Asus Zenfone 2.
Perlu beberapa detik bagi Pocophone F1 untuk mendapatkan IP. Dan beberapa detik ini maksud saya 10 sampai 20 detik lebih lama daripada Asus Zenfone 2 saya. Saya tidak tahu apakah ini kecacatan produksi yang hanya saya alami, atau memang pocophone seperti ini. Namun ketika sudah terkoneksi, pocophone tidak mengalami masalah dalam konektifitas wifi.
Gallery foto lambat. Di dalam pocophone terdapat aplikasi gallery foto bawaan. Dan kinerja aplikasi gallery foto ini saya rasa sedikit di bawah rata-rata. Terutama ketika pertama kali kita buka gallery setelah mengambil beberapa foto. Aplikasi tersebut cukup lama untuk fully load preview foto-foto yang sudah saya ambil. Dan masalah ini saya alami bahkan dari awal saya menggunakan pocophone (artinya belum banyak foto yang saya ambil ketika itu).
Saya berasumsi jika masalah lambatnya gallery menampilkan foto ini adalah problem dari software, bukan hardware. Nyatanya, hardware dari aplikasi ini mampu menjalankan aplikasi-aplikasi berat tanpa masalah. Semoga ke depan, xiaomi dapat memperbaiki masalah ini dengan update.
Tidak ada NFC. NFC mungkin salah satu fitur yang mulai ramai digunakan di Indonesia. NFC mampu memudahkan transaksi kartu e-money yang sekarang mulai digunakan luas untuk pembayaran dan tol. NFC juga memudahkan penggunaan e-money yang disediakan oleh provider telepon seluler. Tapi bagi anda yang jarang menggunakan NFC, saya rasa masalah ini bukanlah sebuah momok.
Tidak anti air. Pocophone belum mempunyai water resistance ya, ini perlu diingat. Beberapa handphone merek lain yang harganya sedikit di atas Pocophone barangkali sudah mempunyai fitur ini, tapi tidak dengan Pocophone sendiri. Jadi jika anda kehujanan atau memang ingin merekam aktivitas di dalam air. Anda musti harus sangat berhati-hati.
Demi mendapatkan spesifikasi tinggi, Pocophone memang mengakui mengurangi atau meniadakan beberapa fitur yang sekarang lazim bagi handphone flagship. NFC, Anti air, dan jugab body. Body pocophone tidak menggunakan glass, ia menggunakan plastik polimer. Banyak reviewer yang mengganggap body plastik mengurangi estetika. Namun bagi orang-orang seperti saya yang kurang peduli dengan tipe body. Hal itu sama sekali tidak menjadi masalah. Toh kita biasanya menutup body dengan casing.
Nah, kita sudah membahas kekurangannya di atas. Lalu apa saja kelebihannya?
Kamera. Harga murah biasanya berdampak pada kualitas kamera sebuah handphone. Itu juga yang pertama kali saya kira bakal menjadi titik lemah dari Pocophone F1. Tapi ternyata perkiraan saya salah, kamera Pocophone F1 cukup mumpuni untuk handphone di kelasnya. Hasil jepretannya bagus, kualitas low light juga lumayan, dan yang paling penting respon dari kamera sangat cepat. Anda tidak akan kehilangan momen ketika mengabadikan sebuah gambar secara cepat.
Di atas saya mencoba beberapa potret kamera pocophone baik dengan mode normal maupun portait (bokeh). Mungkin anda sekalian bisa menilai hasilnya, apakah cukup baik atau kurang. Saya sendiri menganggap jika foto hasil pocophone bukan yang terbaik, tapi cukup baik untuk range harga yang ia miliki.
Kecepatan handphone. Tagline “Master of Speed” rupanya bukan sekedar isapan jempol. Kecuali beberapa error yang saya sebutkan di atas, kecepatan handphone ini memang di atas rata-rata. Nilai antutu yang berkisar 260,000 rupanya juga bukan tipuan. Pocophone benar-benar cepat dan lincah.
Saya sudah mencoba beberapa game yang menurut saya lumayan berat. Asphalt Nitro dan World of Tanks dapat dimainkan dengan lancar. Perpindahan antara satu aplikasi dengan aplikasi lain juga smooth. Malah cenderung sangat responsif kata teman saya yang mencoba.
Ketersediaan barang. Nah ini yang agak aneh sebenarnya. Pertama kali beli Pocophone F1 saya mikir handphone ini bakal langsung menjadi Ghoib. Tapi nyatanya tidak. Sekarang, ketersediaan handphone ini cukup banyak di online store. Bahkan di penjual-penjual resmi. Harga memeng rata-rata Rp. 100,000 lebih mahal ketimbang waktu pertama kali flash sale.
Harga. Mau tidak mau, inilah kekuatan terbesar dari Pocophone. Dengan harga 4.5 juta, anda sudah mampu mendapatkan handphone dengan spesifikasi yang setara dengan handphone belasan juta rupiah. Tentu dengan beberapa catatan yang sudah saya sebutkan di atas. Ini tentu bukan sebuah perkara sepele.
Banyak yang menganggap Pocophone F1 adalah perusak harga pasaran handphone. Dan saya rasa anggapan ini tidak salah. Tiga minggu setelah peluncuran Pocophone, beberapa harga handpone mid range turun harga. Padahal dollar sendiri sekarang sedang mengamuk. Asus Zenfone 5 misalnya, rata-rata turun Rp, 100 ribu di tiap variannya.