Partai NAZI dan Jerman di tahun 1930an

Banyak orang mengira Partai NAZI berkuasa di Jerman dengan jalan revolusi atau kudeta seperti yang terjadi pada komunisme di Soviet. Tapi pada kenyataannya tidak seperti itu. NAZI mendaki tampuk kekuasaan lewat jalan yang legal. Ia memenangkan pemilu Jerman pada Juli 1942, November 1942, dan Maret 1943. Yang terakhir membuat NAZI memenangkan 43% kursia, dan (bersamaan dengan kematian Ludendorff) membuat Hitler menjadi Presiden + Perdana Menteri Jerman. Atau dengan kata lain, Fuhrer.

Anggota Partai NAZI Berfoto Dengan Hitler di Tahun 1930 (Sumber: Wikipedia/Bundesarchive)

Dalam sejarahnya, Partai NAZI memang pernah melakukan pemberontakan. Pada 8 November 1923 Hitler memutuskan untuk melakukan Long March seperti yang dilakukan oleh Benito Mussolini pada 1922. Namun malang, pemberontakan yang hanya didukung oleh 2,000 anggota militer tersebut gagal. Bahkan, 16 anggota partai terbunuh. Hitler sendiri harus mendekam di dalam penjara, dan di sana, ia menuliskan sebuah buku yang akan menjadi “kitab-nya” orang-orang Nasional Sosialis di tahun mendatang. Buku tersebut berjudul Mein Kampf, Perjuanganku.

Fenomena kemangan NAZI di dalam pemilu Jerman sebenarnya adalah sebuah fakta yang menarik. Sebuah rezim demokratis Jerman mampu menghasilkan sebuah rezim diktator yang bisa dikatakan salah satu yang terkejam dalam sejarah manusia. Kita jadi bertanya-tanya, apa yang salah dengan sistem Jerman di kala itu?

Continue reading →

Masa Depan Manusia vs Artificial Intelligence

Artificial Intelligence atau sering disebut AI mendapatkan banyak perhatian dewasa ini. Otomatisasi berbagai macam peralatan penunjang kehidupan manusia memang tidak terhindarkan. Dari mulai mobil, kereta, hingga alat-alat produksi di industri. Sekarang bukan lagi era manusia membuat alat, namun alat yang dapat membuat alat. Atau mungkin di masa depan, alat yang dapat mereproduksi dirinya sendiri.

Artificial Intelligence

Bagi sebagian manusia, Artificial Intelligence memberikan rasa takut. Ada kekhawatiran jika AI suatu saat akan menggantikan manusia dalam berbagai segi kehidupan. Awalnya, mungkin hanya pekerjaan-pekerjaan kasar yang membutuhkan tenaga besar. Lalu AI menggantikan peran manusia di pabrik-pabrik, hingga dewasa ini sudah diujicoba taksi yang menggunakan sistem AI. Tidak menutup kemungkinan jika di masa depan, AI dapat menggantikan tenaga manusia di bidang pendidikan, bantuan hukum, militer, akuntan, bahkan pekerja IT dan pemerintah.

Mengerikan bukan? Ya, tapi tergantung dari kebijaksanaan manusia dalam mengelola Artificial Intelligence itu sendiri. Jika kita salah dari awal tentang skema mau bagaimana dan mau kemana laju AI diarahkan. Maka tentu saja setelah itu, konsekuensi yang dihasilkan akan secara otomatis kita rasakan.

01. AI Akan Menghancurkan Manusia

Salah satu hal yang paling menakutkan bagi manusia tentang Artificial Intelligence adalah, bahwa AI suatu saat akan mampu menyaingi manusia. Di dalam film, novel, komik, dan fiksi ilmiah lainnya, sering kali digambarkan bahwa AI akan menghancurkan sang penciptanya sendiri. Entah itu dengan cara brutal seperti perang, maupun perlahan-lahan menggangtikan peran manusia di berbagai bidang.

Continue reading →

Demokrasi Sesungguhnya Di Era Informasi

Demokrasi yang kita kenal sekarang ini bukanlah demokrasi yang sesungguhnya (atau setidaknya yang dicita-citakan dahulu kala). Di dalam demokrasi, setiap individu seharusnya berhak menentukan roda jalannya pemerintahan dengan ikut dalam pengesahan undang-undang dan tata kelola negara. Namun, demokrasi yang ada sekarang justru memberikan mandat kepada sebagian kecil orang untuk merepresentasikan keinginan seluruh rakyat sebuah negara. Terkadang mereka bekerja untuk rakyat, namun seringnya suara mereka tidak mencerminkan keinginan mayoritas. Demokrasi terwakili seperti inilah yang umum ada di negara-negara dunia, dan menjadi standar yang pakem serta dianggap wajar.

Demokrasi

Mengapa demokrasi terwakili ini menjadi praktek umum di mana-mana? Jawabannya sangat sederhana. Kurang lebih ada dua alasan utama yang menyebabkan legislatif itu ada. Pertama, menghindari adanya tirani mayoritas. Para Founding Fathers Amerika Serikat misalnya, dahulu memilih demokrasi terwakili untuk menghindari adanya opresi mayoritas kepada kaum minoritas.

Alasan kedua adalah, bahwa demokrasi langsung sangatlah tidak praktis. Hingga sekarang, belum ada negara yang benar-benar melakukan demokrasi secara langsung untuk menentukan setiap permasalahan yang mereka hadapi. Paling banter, rakyat hanya berhak memilih wakil, presiden, atau referendum. Itupun dilakukan sekali dalam beberapa tahun lamanya. Rakyat tidak mempunyai hak sama sekali untuk membuat undang-undang, atau melakukan revisi terhadapnya secara langsung.

Continue reading →

Sebuah Keindahan Dalam Karakter Manusia

Manusia adalah makhluk yang unik, satu dengan yang lain berbeda dan tak sama. Pengalaman, jalan hidup, lingkungan dan pendirian membuat setiap individu mempunyai pemikiran mereka masing-masing. Pemikiran demi pemikiran itulah yang sering kita sebut sebagai karakter. Sebuah entitas unik manusia, yang membuat kita berbeda satu sama lain.

Mind

Karakter manusia ada bermacam-macam, dan bermacam-macam pula cara membaginya. Ada yang membaginya menjadi unsur seperti bumi; tanah, air dan sebagainya, ada juga yang membaginya menjadi jenis-jenis dengan istilah psikologi; sanguin, plegmatik dan sebagainya, dan ada juga yang membaginya berdasarkan warna seperti; merah, hijau dan lain sebagainya. Sekarang, bukan kapasitas saya untuk menjelaskan secara detail tentang apa definisi masing-masing. Barangkali nanti, setelah saya benar-benar menguasainya, atau justru saya tidak akan menjelaskannya sama sekali. Yang saya titik beratkan adalah, bahwa perpaduan warna karakter manusia itu bukanlah sebuah pemisah, namun justru sebagai jembatan penghubung baginya, untuk memahami dunia di sekitarnya.

Masing-masing karakter mempunyai kekuatannya masing-masing. Karakter yang lebih mengarah ke aktif harus diredam oleh manusia yang punya karakter pasif, begitu juga sebaliknya, manusia yang punya karakter pasif harus didorong oleh manusia yang punya karakter aktif. Semua saling membangun sinergi dan memberikan nilai lebih satu sama lain. Dengan begitu akan tercipta sebuah kinerja kelompok yang sangat efisien dan sangat dinamis.

Continue reading →

Majapahit Dan Visi Negara

Jika ditanyakan kepada seluruh masyarakat Indonesia,” Kerajaan apakah yang menurut anda paling berjaya di Indonesia?” Maka saya yakin bahwa hampir seratus persen menjawab “Majapahit”. Kerajaan yang pernah membentang dari ujung timur hingga ujung barat kepulauan Nusantara, bahkan mencaplok sebagian Asia Tenggara dan Indochina. Majapahit bukan hanya menjadi sejarah melainkan simbol kekuatan Bangsa Indonesia di masa lalu. Sebuah Bangsa yang hidup terpisah di dalam kepulauan-kepulaun kecil di perbatasan Samudra Hindia dan Pasifik. Yang tidak pernah menggenal persatuan satu sama lain, tiba-tiba dipersatukan dalam sebuah kekuatan yang kokoh, menjadi sebuah bangsa tersendiri. Dan bahkan menginspirasi berdirinya Negara Indonesia modern saat ini.

Majapahit

Majapahit adalah Kerajaan yang unik, ia didirikan tahun 1293 di sebuah hutan terpencil di bagian timur Pulau Jawa. Kerajaan kecil yang baru saja berdiri ini tidak menunggu waktu untuk bangkit. Mereka membangun pusat kerajaan mereka, membangun pasukan, meluaskan wilayah mereka ke seluruh antero Pulau Jawa. Hingga pada awal abad ke 14, bersanding dengan Sunda, Majapahit telah menjadi kekuatan utama di Pulau Jawa.

Dengan muncul Gadjah Mada, seorang Maha Patih yang revolusioner, Majapahit tidak lagi memandang dirinya sebagai pengguasa Pulau Jawa. Majapahit kini mengganggap bahwa dirinya adalah pengayom kepulauan Nusantara (yang kelak menjadi Indonesia) dan penguasa kerajaan-kerajaan di sekitarnya. Gadjah Mada menggambil sumpah Palapa yaitu “Aku tidak akan memakan buah Palapa (tidak diketahui apa itu buah palapa – kemungkinan kiasan untuk kesenangan duniawi) sebelum menyatukan kepulauan Nusantara.”

Continue reading →