Di dalam film The Martian, Mark Watney yang diperankan oleh Matt Damon harus berjuang untuk hidup selama ratusan hari di Mars. Ia ditinggalkan oleh Kru lain karena dianggap telah meninggal di planet merah itu dalam sebuah kecelakaan sewaktu misi evakuasi. Sekarang, NASA sedang melakukan uji coba atau simulasi terhadap beberapa astronot di sebuah gurun. Tujuannya agar mereka bisa tahu, apa saja yang perlu disiapkan untuk bertahan hidup lama di MARS. Apakah hidup di MARS memang sesulit dan seberbahaya itu?
Hal yang perlu diperhatikan pertama kali ketika hidup di MARS adalah air. Baru-baru ini NASA kembali mengumumkan bahwa ada kemungkinan air mengalir di MARS. Dan air itu dalam bentuk air asin seperti yang ada di lautan. Namun, aliran air yang ada di sana barangkali tidak seperti di bumi yang dapat membentuk sungai, ombak, dan lain sebagainya. Kemungkinan besar air yang ada di MARS berbentuk seperti embun. Embun yang mengalir karena tekanan gravitasi dan atmosfer yang rendah.
Apakah air itu bisa digunakan untuk kehidupan manusia nantinya? Tentu saja bisa, dengan sedikit banyak pengolahan di sana-sini. Mirip seperti penyulingan air yang ada di pingir pantai. Tinggal bagaimana mendapatkan energi yang cukup untuk melakukan pengolahan itu. Sekarang MARS mempunyai wahana Curiosity yang berada dekat dengan sumber air itu. Namun mereka tidak berani untuk mendekat lebih jauh. Curiosity tidak didesain untuk melakukan eksplorasi steril. Dikhawatirkan terdapat bakteri atau hewan selular lainnya yang dapat mengkontaminasi ekosistem MARS (jika saja mereka mempunyai ekosistem).
Bicara soal energi, mendapatkan energi di MARS adalah sebuah pekerjaan yang tricky. Solar panel atau panel tenaga surya mungkin adalah salah satu alternatif yang baik. Disamping itu, MARS juga terbukti mempunyai angin yang bisa menggerakan turbin. Panas bumi (atau panas MARS) mungkin masih ada, tapi kita tidak dapat berharap banyak. Energi untuk mesin, berbeda lagi dengan energi untuk manusia.
Di film Martian, Mark Watney mampu bercocok tanam di dalam ruang tertutup di MARS. Dan menurut ilmuwan, hal tersebut memang terbukti sangat memungkinkan untuk dilakukan. Dalam misi jangka panjang, bercocok tanam di planet merah itu bukan lagi sebuah opsi, namun sebuah keharusan. Membawa seluruh bahan pangan dari bumi sangat beresiko dan memakan banyak biaya. Namun jika astronot mampu bercocok tanam di luar bumi, misi jangka panjang akan lebih aman dan tidak menutup kemungkinan jika manusia suatu saat benar-benar mampu untuk tinggal di luar bumi.
Namun sebelum menetapkan siapa kandidat manusia yang harus menetap di MARS (seperti yang MarsOne lakukan). Akan lebih baik jika kita mampu mengatasi perbedaan mencolok yang membuat MARS adalah MARS dan BUMI adalah BUMI. Mars tidak mempunyai medan magnet alami yang menghadang radiasi berbahaya dari matahari. Paparan radiasi terbukti sangat menentukan pada kehidupan manusia. Kanker dan berbagai macam penyakit lainnya dapat menghantam pemukiman pertama manusia di Mars.
Atau jika paparan radiasi belum cukup, maka beda gravitasi antara bumi dan Mars juga disinyalir dapat mengganggu penghuni-penghuni pertama Mars. Planet itu hanya mempunyai 38% kekuatan gravitasi dibandingkan dengan bumi. Pada gravitasi 0, astronot terbukti rentan terhadap penyakit tulang dan otot, sehingga mereka diwajinkan untuk berolahraga 2-3 jam perhari. Belum ada studi yang benar-benar dilakukan terhadap efek 0.38G terhadap tubuh manusia. Namun dari perhitungan bodoh, dapat dipastikan ada pengaruh yang cukup signifikan.
Rintangan-rintangan lain masih berjubel banyaknya. Jika dibumi, seseorang tersesat di hutan atau tempat terpencil. Ia masih dapat menggunakan barang-barang di sekitarnya untuk bertahan hidup. Namun di Mars, kemungkinan seperti itu akan sangat kecil sekali. Sekali penyokong oksigen anda mati dan anda tidak mempunyai backup, maka dapat dipastikan nasib anda akan sama dengan penyokong oksigen anda.
Teknologi 3D printing kemungkinan dapat menjadi solusi yang jitu. Namun bahan baku 3D printer tidak akan semudah didapatkan di bumi. Atau setidaknya, bagi penghuni-penghuni awal Mars, lokasi dan tempat penambangan bahan bakunya harus dicari dengan tepat.
Singkatnya, tidak ada yang tahu berapa lama manusia dapat bertahan di Mars. Namun teknologi yang semakin berkembang dan dengan riset yang serius, kemungkinan manusia dapat hidup di luar bumi dan beranak pinak tidaklah mustahil. “We choose to go to the moon in this decade and do the other things, not because they are easy, but because they are hard, because that goal will serve to organize and measure the best of our energies and skills, because that challenge is one that we are willing to accept, one we are unwilling to postpone, and one which we intend to win.” Kata Kennedy sewaktu NASA mengirimkan misi manusia ke bulan. Dan saya berharap kata Moon dapat segera berganti dengan Mars.