Awal Januari ini dunia Astronomi dihebohkan dengan berita spektakuler. Sebuah tata surya baru bernama Trappist-1 diumumkan oleh NASA dan tim astronomi Belgia, tata surya tersebut mempunyai planet yang mirip dengan bumi. Dan planet yang mirip dengan bumi tersebut berjumlah 7! Tujuh planet mirip bumi (atau biasa disebut rocky planet) di dalam tata surya adalah sebuah penemuan mengejutkan. Di tata surya kita saja, hanya ada 4 planet yang memenuhi kriteria ini – Merkurius, Venus, Mars, dan Bumi itu sendiri.
Trappist-1 bisa dibilang sedikit berbeda dengan beberapa tata surya lain yang pernah di umumkan baik oleh NASA maupun badan antariksa lain seperti ESA. Bintang yang menjadi pusat tata surya ini adalah bintang merah kerdil (atau biasa disebut red dwarf). Bintang ini berbeda dengan matahari kita, karena bintang jenis Red Dwarf tidak memancarkan energi sebesar yang matahari pancarkan. Namun karena energi yang ia pancarkan tidak besar, usia dari bintang ini juga cukup lama.
Jika matahari bisa berusia hingga 10 Milyar tahun (sekarang matahari sudah berusia +/- 4 milyar tahun), bintang Red Dwarf seperti Trappist-1 bisa berusia ratusan milyar bahkan trilyunan tahun. Itu artinya bintang red dwarf seperti Trappist-1 mampu menunjang kehidupan lebih lama daripada yang dapat dilakukan oleh matahari. Memang ada pro dan kontra tentang apakah red dwarf mampu menghasilkan energi yang cukup untuk evolusi kehidupan seperti yang ada pada tata surya kita. Akan tetapi dengan seper-sekian energi dan ditunjang oleh waktu yang lama, barangkali kehidupan di planet-planet bintang red dwarf tidaklah mustahil.
Seperti saya sebut di atas, Terapist-1 tergolong unik untuk sebuah bintang red dwarf. Selama ini para ilmuwan berasumsi jika bintang kecil seperti Trappist-1 bukan tempat ideal pembentukan tata surya yang mempunyai planet mirip bumi. Entah karena gravitasi dari pusat tata surya yang kurang atau fakta bahwa red dwarf itu sendiri berukuran kecil membuat ilmuwan berasumsi jika tata surya tersebut kurang mempunyai kepadatan masa. Namun nyatanya Trappist-1 tidak hanya mempunyai satu atau dua buah rocky planet, tapi tata surya tersebut mempunyai 7 buah. Tiga diantaranya berada pada habitable zone atau goldilock zone. Lokasi dimana sebuah planet memungkinkan adanya air dalam bentuk cair.
Air itu sendiri sangatlah penting bagi penunjang maupun pembentuk dari kehidupan. Dengan adanya air, unsur-unsur karbon dapat larut dan berinteraksi sehingga membentuk rantai protein yang cukup kompleks. Rantai protein inilah yang nantinya menjadi dasar bagi pembentukan makhluk hidup seperti RNA dan DNA. Para ilmuwan sendiri masih mencari proses detailnya tentang bagaimana karbon bisa menjadi makhluk hidup kompleks seperti manusia. Namun konsensus yang pasti mengatakan jika air adalah sebuah unsur yang mutlak harus ada pada sebuah planet yang mempunyai makhluk hidup.
Harapan besar memang pantas disematkan para ilmuwan setelah penemuan 7 rocky planet di dalam tata surya Trappist-1. Itu artinya bahwa planet adalah sebuah hal yang umum terbentuk di setiap tata surya di alam semesta ini. Dan rocky planet seperti Bumi, Mars, dan Venus jumlahnya tidak lebih sedikit dibandingkan dengan planet-planet gas seperti Jupiter dan Uranus. Kemungkinan planet di luar sana yang mampu mendukung kehidupan seperti Bumi seharusnya juga banyak. Atau setidaknya probabilitasnya cukup banyak. Walaupun mungkin umat manusia tidak akan pernah dapat mencapai tata surya yang jauh itu jika saja kita tidak mampu menemukan teknologi yang tepat.